Selasa, 18 Maret 2014

Sejarah Alat Musik Angklung

Angklung adalah salah satu alat musik tradisional warisan nusantara yang dikembangkan oleh para leluhur kita di masa lalu. Sebagai bangsa indonesia, kita sudah sepatutnya kaya bahwa negara kita penuh dengan warisan budaya yang begitu kaya dan kini warga negara asing pun banyak yang tertarik untuk mempelajari musik angklung.




Alat musik angklung adalah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu dan didesain sedemikian rupa oleh penciptanya untuk menghasilkan suara yang indah dan enak untuk didengar. Nada yang dapat dimainkan oleh angklung sangat beragam, selain itu alat musik angklung dapat dikolaborasikan pula dengan aransemen musik yang lain. Kini, alat musik angklung telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Pengakuan ini sangatlah dirasa penting bagi Indonesia karena berguna untuk menghindari pengakuan bangsa lain atas khasanah budaya bangsa yang kita miliki.

Dalam wikipedia, dijelaskan bahwa angklung adalah alat musik tradisional yang pertama kali berkembang pada masyarakat berbahasa sunda di Jawa Barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Non Bendawi Manusia dari Unesco sejak November 2010.
Catatan mengenai angklung baru muncul merujuk pada masa Kerajaan Sunda (abad ke-12 sampai abad ke-16). Asal usul terciptanya musik bambu, seperti angklung berdasarkan pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip). MasyarakatBaduy, yang dianggap sebagai sisa-sisa masyarakat Sunda asli, menerapkan angklung sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman padi. Permainan angklung gubrag di JasingaBogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau. Kemunculannya berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun ke bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur.
Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah (wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.
Dikenal oleh masyarakat sunda sejak masa kerajaan sunda, di antaranya sebagai penggugah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa semangat rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya di mainkan oleh anak- anak pada waktu itu.
Selanjutnya lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung. Demikian pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan angklung. Terutama pada penyajian Angklung yang berkaitan dengan upacara padi, kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak-arakan atau helaran, bahkan di sebagian tempat menjadi iring-iringan Rengkong dan Dongdang serta Jampana (usungan pangan) dan sebagainya.
Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1996 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana.
Kini, sebagai penghormatan pada budaya bangsa, untuk kesekian kalinya SMP laboratorium UPI kembali menghadirkan La Bamboos 2012 sebagai ajang menunjukkan keahlian dalam memainkan musik angklung. Melalui event ini diharapkan bahwa generasi muda akan semakin tinggi tingkat apresiasi nya terhadap musik tradisional warisan nenek moyang kita sendiri.


Rabu, 12 Maret 2014

Sejarah Alat Musik Biola

Sejarah alat musik biola diawali dari alat musik biola pada mulanya dimainkan dengan cara dipetik, alat musik biola diperkirakan berasal dari budaya penunggang kuda dikawasan Asia Tengah, sebagai contohnya alat musik bangsa Mongolia “Morin Huur”. Kemudian oleh bangsa Turki dan Mongolia, surai kuda digunakan untuk dibuat busurnya, dan memiliki ukiran kepala kuda dibagian kepalanya. Biola, Viola dan Cello yang busurnya masih dibuat dari surai kuda merupakan peninggalan bangsa Nomaden. Sejarah alat musik biola berlanjut dimana dipercaya alat musik mula-mula tersebut kemudian dibawa ke Asia Timur, India, Bizantium dan Timur Tengah. Di sana alat musik tersebut menyesuaikan diri dengan lingkungan dn kemudian berkembang menjadi alat musik seperti Erthu, Esra, Harpa tangan Bizantium dan juga Rebab. Dan alat musik biola dalam bentuk modern berawal dari Italia Utara di awal abad ke-16, terutama di kota pelabuhan Venice dan Genoa yang berhubungan langsung ke Asia Tengah melalui jalur sutera.

Sejarah alat musik biola di era modern
Sejarah alat musik biola di era modern dipengaruhi oleh berbagai alat musik terutama alat musik dari Timur Tengah dan Bizantium. Dalam sejarah alat musik biola, ada tiga jenis alat musik yang dapat dikatakan sebagai cikal bakal alat musik biola, seperti Rebec yang merupakan turunan dari alat musik harpa tangan Bizantium dan Rebab, lalu ada Vielle yang merupakan biola di abad Renaisans, dan kemudian ada Lira Da Braccio yang juga merupakan turunan dari harpa tangan Bizantium. Dalam sejarah alat musik biola juga ada salah satu deskripsi terawal tentang alat musik biola, termasuk cara penyetelan alat musik biola, yang terdapat di dalam Epitome Musical karya Jambe de Fer, yang diterbitkan di Lyon tahun 1556. Dan dari sana alat musik biola secara perlahan-lahan mulai menyebar ke seluruh Eropa.
Sejarah alat musik biola berlanjut, alat musik biola yang lebih awal hanya memiliki tiga senar yang disebut dengan Violetta, dan alat musik biola tertua yang dicatat dan memiliki empat senar seperti biola modern dibuat oleh Andrea Amati di tahun 1555, namun tahun tepatnya masih diragukan. Alat musik biola kemudian menjadi populer, baik dikalangan pemusik jalanan maupun para bangsawan. Dan memang terbukti raja Perancis Charles IX memerintahkan Amati untuk membuatkan 24 biola untuknya di tahun 1560. Alat musik biola tertua yang masih ada diantara salah satu 24 biola tersebut diberi nama “Charles IX”, dibuat di Cremona c, tahun 1560. Dalam sejarah alat musik biola juga terdapat biola zaman Renaisans yang paling bagus yang memiliki ukiran dan hiasan yaitu Gasparo da Salo, yang pertama-tama dimiliki oleh Ferdinand II, Adipati Agung Austria, kemudian sejak tahun 1841 oleh virtuoso Norwegia Ole Bull, yang menggunakan biola tersebut selama 40 tahun dan ribuan konser. Dan saat ini biola tersebut berada di Vestlandske Kustindustrimuseum di Bergen, Norwegia. Kemudian ada biola “The Messiah” atau “Le Messie” dan juga dikenal dengan “Salabue”, biola ini dibuat oleh Antonio Stardivari di tahun 1716 dan belum pernah sekalipun dipakai. Biola tersebut kini berada di Museum Ashmolean di Oxford.
Sejarah musik biola berlanjut, sampai saat ini, alat musik biola dari “Jaman Keemasan” pembuatan biola, terutama adalah biola yang dibuat oleh Stradivari dan Guameri del Gesu, merupakan alat musik biola yang paling diburu oleh para kolektor maupun para pemain biola. Dalam sebuah lelang pada 16 Mei 2006, rekor harga biola dipegang oleh biola Stradivari dengan harga 3.544.000 dolar Amerika, semua biola milik Stradivari memiliki nama-nama yang unik, dan untuk biola termahal milik Stradivari bernama “Hammer”, yang dibuat di tahun 1707.
Dalam sejarah alat musik biola, alat musik biola juga digunakan untuk mengiringi beberapa jenis aliran musik, misalnya alat musik biola sangat cocok untuk memainkan bagian melodi dalam musik klasik. Dalam musik orkestra juga alat musik biola merupakan sebagaian besar musik yang dimainkan. Dalam musik orkestra pemain biola dibagi menjadi dua bagian, dan biasa disebut dengan pemain biola pertama dan kedua. Komposer biasanya memberikan nada melodi kepada pemain biola pertama, dan pemain kedua memainkan nada harmoni atau nada melodi satu oktaf di bawah pemain pemain pertama. Selain itu, ada juga musik Kuartet Gesek yang biasanya terdiri dari dua pemain biola, dan ada juga seorang pemain viola dan cello.
Sejarah alat musik biola abad ke-20
Sejarah alat musik biola berlanjut ke penggunaan biola dalam musik jazz juga sudah tercatat sejak awal abad ke-20, salah satu pionirnya yang terkenal adalah Joe Venuti. Sedangkan di Indonesia pemain biola jazz yang ternama adalah Luluk Purwanto. Dalam sejarah alat musik biola, alat musik biola juga sering dipadukan dengan musik pop, seperti The Corrs yang memadukan musik rakyat Irlandia yang sering menggunakan biola dengan lagu mereka. Dixie Chicks memadukan biola dengan musik Country dan Electric Light Orchestra yang memadukan biola dengan musik Rock. Selain itu ada juga nama-nama seperti Vanessa Mae, Bond, Nigel Kennedy, Yellowcard, Dave Matthews Band, dan lain-lain. Tidak hanya itu, selain lagu Pop dan Jazz, dalam sejarah alat musik biola, alat musik biola juga digunakan dalam beberapa musik rakyat, seperti musik rakyat Irlandia, Bluegrass dari Amerika Serikat, Keroncong dari Portugal dan Indonesia, dan juga musik melayu.
Itu dia tadi sob sedikit cerita tentang sejarah alat musik biola. Memang dalam perkembangannya hingga saat ini alat musik biola juga sering dipadukan dengan musik-musik modern. Semoga tulisan sejarah alat musik biola ini dapat bermanfaat untuk semua pembacanya, dan terima kasih telah membaca tulisan sejarah alat musik biola.



Selasa, 11 Maret 2014

Gitar Bass Elektrik

Gitar bass elektrik (biasa disebut Bass elektrik atau bass saja) adalah alat musik dawai yang menggunakan listrik untuk memperbesar suaranya. Penampilannya mirip dengan gitar listrik tapi ia memiliki tubuh yang lebih besar, leher yang lebih panjang, dan biasanya memiliki empat senar (dibandingkan dengan gitar yang memiliki enam senar).


Bobot dari bass sendiri idealnya lebih berat daripada gitar listrik biasa, karena senarnya yang lebih tebal (untuk menjaga kerendahan nada/bunyi) sehingga menyebabkan harus memilih kayu yang lebih padat dan keras untuk menyeimbangi tekanan pada neck (leher gitar).
Selain itu ukuran fret (kolom pada gitar) yang lebih besar yang disesuaikan dengan panjang senar (scale).
Ada banyak jenis bass yang dipakai sampai dengan saat ini. Yang paling banyak dipakai berupa contra bass dan cello bass (yang biasa digunakan untuk pertunjukan opera), bass listrik (biasa digunakan untuk semua jenis pertunjukan terutama band) serta bass fretless yang sama dengan bass listrik tapi tidak ada fret (kolom/pembatas pada papan tekan/neck) pada bass tersebut. Prinsip kerja bass fretless mirip dengan contra/cello bass hanya saja berbentuk gitar listrik



Senar dan Penalaan (Tuning)
  • Empat senar
Biasanya ditalakan ke "G-D-A-E", "G-D-A-D", "G-D-G-D", "D-A-E-B", "D-A-D-B (biasanya pola ini dipakai untuk musik-musik underground/ open D), "F-C-G-D" atau "F-C-G-C" Tetapi ada juga yang memakai Piccolo Bass dengan pola biasa "G-D-A-E" tetapi satu oktaf lebih tinggi
  • Lima senar
Biasanya ditalakan ke "G-D-A-E-B", "F-C-G-D-A" tapi kadang-kadang "C-G-D-A-E".
  • Enam senar
Biasanya ditalakan ke "C-G-D-A-E-B", walaupun "E-B-G-D-A-E" juga suka dipakai.
Penalaan di atas diurutkan berdasarkan nomor senar (senar 1, senar 2, dan seterusnya), di mana senar 1 adalah senar terbawah dari gitar bass (senar yang paling tipis).
Pemain bass memilih menggunakan bass dengan lima senar atau pun enam senar dikarenakan lebih luasnya jangkauan nada yang bisa dimainkannya. Bass bersenar enam jarang dipakai daripada bass bersenar empat dan bass bersenar lima. Biasanya bass bersenar enam ini banyak dipakai oleh pemain bass beraliran jazz, walaupun tidak dimungkiri pemain beraliran rock-pun ada juga yang memakainya, dikarenakan lebih luasnya jangkauan nada yang bisa dimainkannya serta memungkinkan untuk memainkan lead bass yang lebih variatif.




Senin, 10 Maret 2014

Terompet

Trompet adalah alat musik tiup logam. Terletak pada jajaran tertinggi di antara tuba, eufonium, trombon, sousafon, French horn, dan Bariton. Trompet di-pitch di B.
Trompet hanya memiliki tiga tombol, dan pemain trompet harus menyesuaikan embouchure untuk mendapatkan nada yang berbeda.



Jenis trompet
Jenis yang paling umum adalah trompet B, tapi trompet C, D, E, E, F, G dan A juga dapat ditemukan. Trompet C paling umum dipakai dalam orkestra Amerika, dengan bentuknya yang lebih kecil memberikan suara yang lebih cerah, dan hidup dibandingkan dengan trompet B.
Bermain trompet
Tentu saja semua orang dapat bermain trompet. Namun, bagi pemain trompet, dibutuhkan napas yang panjang dan kuat. Umumnya, perokok sedikit sulit memainkannya karena napas nya yang lebih pendek daripada orang yang bukan perokok. Jadi, jika Anda menyukai alat musik tiup seperti trompet ini, disarankan Anda untuk tidak merokok atau mempunyai aktivitas atau kebiasaan atau penyakit yang menjadikan Anda bernapas pendek.



Sejarah Singkat Saxophone

Saxophone adalah alat musik yang masuk dalam kategori aerophone, single-reed woodwind instrument. Saat ini saxophone sangat popular digunakan dalam musik jazz, dan memiliki berbagai jenis dengan range yang berbeda-beda.
Saxophone berasal dari Belgia, dibuat oleh seorang pemain clarinet dan pembuat alat musik bernama Adolphe Sax pada awal tahun 1840. Tentang bagaimana munculnya ide pembuatan Saxophone sendiri tidak jelas, dan para ahli menyimpulkan bahwa salah satu kemungkinan adalah Saxophone lahir dari hasil eksperimen Sax dengan berbagai Clarinet, Adolphe Sax juga terkenal dengan desain ulang Bass Clarinet, dengan dua register instrument yang terpisah satu oktaf.
Walau menurut penelitian Saxophone lahir pada tahun 1841, namun lebih tepat jika tahun kelahirannya adalah pada saat Sax mempatenkan ciptaannya itu pada tahun 1846. hak paten Sax mencakupi 2 keluarga Saxophone yaitu keluarga orkestra (in C dan in F) dan keluarga band (in Bb dan in Eb).


Klasifikasi Saxophone
Orchestral
Band
Sopranino in F Soprano in C Alto in F Tenor in C Baritone in F Bass in C Contrabass in F
Sopranino in Eb Soprano in Bb Alto in Eb Tenor in Bb Baritone in Eb Bass in Bb Contrabass in Eb
Hanya beberapa dari isi table di atas yang dibuat pada saat Sax mempaten karena ada pendapat yang mengatakan bahwa pada awalnya Sax berniat membuat Saxophone sebagai instrument tenor/bass.
Pengunaan Saxophone ini pertaman kali muncul ke permukaan oleh sahabat dari Sax yaitu Hector Berlioz pada tahun 1942. pengunaannya di orkestra sangat jarang, hanya beberapa composer klasik yang menggunakannya seperti Berlioz, Maurice Ravel, dan composer Jerman Richard Wagner.

Saxophone Yamaha
Perkembangan teknis dari Saxophone ini dapat dibagi menjadi dua fase yaitu pada saat hak paten Sax masih berlaku dan sesudahnya. Pada fase pertama, perubahan dan perkembangannya berjalan lambat, dan mekanisme saxophone lebih sederhana, lebih mirip kepada clarinet. Namun setelah hak paten habis pada tahun 1866, muncul banyak pembuat Saxophone yang akhirnya mengakibatkan perkembangannya yang lebih cepat secara teknis. walau begitu, dalam 150 tahun perkembangannya, fondasi dasar Saxophone tidak banyak berubah dari desain awalnya. pada awalnya saxophone banyak digunakan dalam band militer. Hingga memasuki 1900-an, saxophone secara perlahan mulai banyak digunakan, salah satunya dalam pertunjukkan Vaudeville dan dance band mengantikan violin.
Sampai saat ketika musisi Jazz mulai melirik saxophone, dengan mengaplikasikan phrasing dan attack dari trumpet. Sekitar tahun 1920-an, dengan tokoh seperti Sidney Bechet, dan Coleman Hawkins. Lalu disempurnakan pada tahun 1930-an dengan Lester Young, lalu muncul Charlie Parker. Musisi yang disebutkan di atas bereksperimen dengan berbagai tone dan suara dari saxophone hingga teknik bermainnya berkembang seperti saat ini dan menjadikan saxophone menjadi alat musik yang sangat popular.
Saat ini saxophone yang paling umum digunakan adalah Soprano (Bb), Alto (Eb), Tenor (Bb), dan Baritone (Eb).