Kamis, 27 Februari 2014

Sejarah Jimbe di Indonesia

        Kendang Jimbe merupakan kendang dari Afrika dan populer di Indonesia tepatnya di Blitar, karena tidak bisa melafadzkan zimbabwe, negara asal kendang tersebut, dengan dialek jawa lahirlah lafadz jimbe dan populer hingga saat ini.

Kendang Sentul atau kendang Jimbe didalam pembuatannya haru melalui beberapa proses produksi. …kayu Mahoni, merupakan bahan baku utama yang dipilih. Batangan – batangan kayu Mahoni besar oleh para pengrajin di bilah menjadi potongan kecil-kecil seukuran kendang Sentul.
Potongan kecil-kecil itu kemudian masuk dalam proses yang dinamakan pembubutan (dari kata dasar bubut), untuk di bentuk menjadi Kendang.
Dari proses pembubutan kendang yang masih berbentuk mentah kemudian di haluskan, di sempurnakan dan sekaligus dipercantik melalui ukir-ukiran yang sangat eksotik dengan sentuhan – sentuhan seni para pengrajin.
Kendang Sentul atau Kendang jimbe pun telah memiliki bentuk yang cukup menawan. Pada bagian ini kendang kemudian di plitur dan dicat sesuai dengan kharakter yang diinginkan.



Rabu, 26 Februari 2014

Piano Elektronik



   


Papan Tuts Piano elektronik

Piano elektronik atau Piano listrik adalah sebuah instrumen papan tuts yang dirancang untuk mensimulasikan warnanada dari piano (dan kadang-kadang harpsichord atau organ ) menggunakan sirkuit analog.
Piano elektronik juga merupakan nama dagang yang digunakan untuk deretan populer Piano listrik perusahaan Rudolph Wurlitzer, yang diproduksi dari tahun 1950 hingga 1980-an, meskipun ini tidak benar-benar seperti yang sekarang dikenal sebagai sebuah piano elektronik. Piano elektronik bekerja seperti analog synthesizer dalam menghasilkan nada mereka melalui osilator, sedangkan piano listrik mekanis, suaranya diubah menjadi sinyal listrik oleh pickup .
Piano elektronik pertama muncul pada tahun 1970-an dan sebagian besar dibuat di Italia , meskipun model yang sama dibuat secara bersamaan di Jepang . Pengecualian pada berbagai instrumen yang dibuat oleh RMI di Amerika Serikat dari tahun 1967 hingga sekitar tahun 1980, yang menjadi salah satu piano elektronik lebih populer digunakan oleh musisi profesional. Kebanyakan Piano elektronik (termasuk RMI) tidak sensitif pada penekanan tuts, sehingga perubahan volume tidak berdasarkan seberapa keras atau lembut tombol ditekan, seperti organ.
         Piano elektronik menjadi kurang populer pada tahun 1980-an ketika piano digital dan synthesizer polifonik bermunculan dan terjangkau cukup baik untuk penggunaan profesional dan rumahan sebagai alternatif yang lebih murah, lebih kecil dan lebih ringan daripada sebuah piano akustik. Popularitas piano synthesized pertama datang pada tahun 1982, dengan perkembangan K250 Kurzweil.
Pada tahun 2009, piano synthesized telah mencapai tingkat yang baik sekali dalam hal realisitis, dengan Yamaha AvantGrand dilaporkan tidak dapat dibedakan dari piano sungguhan oleh 95% pianis.







Alat Musik Recorder

A. KARAKTERISTIK RECORDER
Recorder merupakan alat musik melodis yang sumber bunyinya berasal dari tekanan udara (aerophone) dan dimainkan dengan cara ditiup.

B. BAGIAN – BAGIAN RECORDER




C. JENIS RECORDER
  1. Recorder Sopranino
  2. Recorder Soprano
  3. Recorder Alto
  4. Recorder Tenor
  5. Recorder Bass
  6. Recorder Great Bass (Contra Bass)
Recorder yang umum digunakan dalam proses belajar di sekolah adalah recorder soprano (Descant), Recorder soprano mempunyai wilayah nada dari c’ (semua lubang ditutup) s/d b’’.

D. TEKNIK MEMAINKAN RECORDER
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memainkan Recorder, yaitu:
*       Tangan kiri memegang seruling bagian atas dengan posisi jari:
  1. Ibu Jari menutup lobang Oktaf (bagian bawah)
  2. Jari Telunjuk menutup lobang 1 (lihat gambar)
  3. Jari Tengah menutup lobang 2 (lihat gambar)
  4. Jari manis menutup lobang 3 (lihat gambar)
*       Tangan kanan memegang recorder bagian bawah, dengan posisi jari:
  1. Jari Telunjuk menutup lobang 4 (lihat gambar)
  2. Jari Tengah menutup lobang 5 (lihat gambar)
  3. Jari Manis menutup lobang 6 (lihat gambar)
  4. Jari Kelingking menutup lobang 7 (lihat gambar)
*       Untuk menghasilkan nada tinggi, lobang oktaf yang ditutup dengan Ibu Jari tengan kiri, dibuka ½ hingga 3/4.
*       Kepala tegak dan bahu wajar (tidak tegang).
*       Dada membusung dan kedua belah siku terangkat sehingga tidak menyentuh badan.
*       Sumber tiupan diletakkan diatas bibir bagian bawah, bibir bagian atas menyentuh sumber tiupan dengan wajar.
*       Jangan memasukkan bagian kepala Recorder (sumber tiupan) terlalu dalam sehingga menyentuh gigi, dan jangan digigit.



*       Tehnik Pernafasan dan Tiupan Bernafas yang baik sama seperti kita bernyanyi yaitu menggunakan pernafasan diafragma. Untuk menghasilkan tiupan yang bagus ucapkan seperti kata ”THU”. Tiupan harus rata jangan terlalu kuat meniup sehingga memekakkan telinga. Biasanya nada do (c’) adalah yang paling susah dibunyikan.
*       Tuning Pada Recorder (melaras) Recorder bisa di laras (disesuaikan nadanya bila terdengar agak fals) tetapi biasanya naik turunnya nada tidak sampai ½ nada. Untuk melaras Recorder bisa dengan menarik bagian kepala atau ekor dari recorder dengan menyamakan bunyinya pada stem fluit, garputala atau keyboard.

---Selamat Mencoba--- :D






*Source : http://sanggarmodel.blogspot.com/2012/04/alat-musik-recorder.html